Lamanya antrean haji membuat sejumlah calon jamaah haji (CJH) gelisah.
Ada pendaftar yang memilih membatalkannya karena tidak sabar menunggu.
Hal itu diungkapkan Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Surabaya
Farmadi Rabu (7/1/2015). ”Sebagian CJH batal haji karena sakit atau
meninggal dunia. Tapi, yang paling banyak karena tidak mau menunggu
terlalu lama,” terangnya.
Menurut dia, dalam minggu ini saja sudah ada 17 CJH Surabaya yang
mengundurkan diri. Mereka rata-rata baru mendaftar pada 2012 ke atas.
Setelah melihat antrean panjang, CJH memilih mundur dan memutuskan untuk
pindah ke haji khusus atau malah umrah saja.
Farmadi mengatakan, setiap bulan ada puluhan CJH Surabaya yang mundur.
Fenomena itu terasa sejak 2013. Berdasar data 2014, jumlah CJH yang
mundur terendah pada Maret, yakni 29 orang. Yang tertinggi pada Agustus,
62 orang. Jika ditotal, mulai Januari hingga Desember 2014, jumlah
jamaah yang membatalkan diri sebanyak 475 orang. Sementara itu, pada
2013 jumlah CJH yang batal berangkat 425 orang. ”Mungkin tahun ini yang
membatalkan diri semakin banyak,” jelas ayah satu anak itu.
Menurut dia, ketika ada CJH yang membatalkan diri, biasanya petugas
bertanya alasannya. Rata-rata mereka tidak mau menunggu lama. ”Mereka
kemudian mengalokasikan uang haji untuk umrah atau haji khusus,”
jelasnya.
Ketua Perhimpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (PPUH) Jatim Mohammad
Faried menyatakan, peminat ibadah umrah di Surabaya tergolong tinggi.
Dalam setahun, ada sekitar 50 ribu–60 ribu orang yang berangkat umrah
dari Surabaya. ”Tapi, ada yang berasal dari luar Jawa Timur dan luar
pulau,” ujarnya.
Menurut Faried, antrean haji cukup panjang karena ada pemotongan kuota
20 persen sebagai imbas renovasi Masjidilharam. Sejatinya tidak hanya
haji reguler yang antre. CJH khusus juga begitu meski tidak selama yang
reguler. Jika mendaftar tahun ini, CJH khusus dijawalkan baru berangkat
enam tahun mendatang.
Hal serupa terjadi di Sidoarjo. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan
Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Sidoarjo Moh. Arwani mengungkapkan,
setiap bulan ada CJH yang mundur. Penyebab terbesar adalah meninggal
dunia atau tidak sabar menunggu antrean. ”Pada 2014 itu rata-rata per
bulan ada 20-an CJH yang mengundurkan diri,” tuturnya.
Namun, jumlah itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan animo
pendaftar. Tiap tahun warga yang mendaftar haji ke Kemenag Sidoarjo
rata-rata mencapai 6.500 orang. Membuka 2015, hingga kemarin (7/1/2015)
dalam kurun waktu empat hari kerja, sudah ada 134 pendaftar. Itu
berarti, dalam sehari ada 33 CJH yang mendaftarkan diri.
Arwani mengakui, animo warga Kota Delta untuk berhaji sangat tinggi.
Kota itu tertinggi kedua yang memberangkatkan CJH di Jatim setelah
Surabaya. Warga tidak gentar menunggu hingga 17 tahun. Salah seorang
adalah Masni’ah. Perempuan 38 tahun itu kemarin datang ke Kemenag
Sidoarjo untuk mendaftar. Dia ingin pergi ke Tanah Suci bersama dengan
suami. Ibu dua anak itu pun sudah paham, bila mendaftar tahun ini,
estimasi berangkat pada 2032. ”Terlalu lama memang berangkatnya, tapi
bagaimana lagi, kami harus mematuhi aturannya,” ujar dia.
Jika jadi berangkat pada 2032, usia warga Wonoayu tersebut sudah kepala
lima. Tepatnya, 55 tahun. Tentu kondisi fisiknya tidak sekuat sekarang.
Namun, demi niat baik, dia yakin senantiasa sehat.
Kondisi sedikit berbeda terjadi di Gresik. Lamanya antrean tidak
menyurutkan minat menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Kasi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Gresik Khairuddin Usman mengatakan,
pada 2014 hanya ada 15 orang yang membatalkan pendaftaran. ”Semua
karena faktor sakit dan meninggal dunia. Hingga saat ini, belum ada yang
mengundurkan diri berangkat haji karena lamanya antrean,” ucap
Khairuddin.
Namun, Khairuddin tidak memungkiri adanya pendaftar haji yang berumrah.
Hal tersebut dilakukan sembari menunggu jadwal pemberangkatan mereka
tiba. Tetapi, mereka tidak membatalkan atau mengundurkan diri dari nomor
porsi haji.
Artinya, mereka tetap terdaftar sebagai peserta ibadah haji. ”Kebanyakan
memang seperti itu. Mungkin mereka ingin merasakan beribadah di Tanah
Suci lebih dahulu. Tapi, itu dilakukan tanpa menarik nomor porsi,” jelas
Khairuddin.
Laki-laki asal NTB tersebut menambahkan, minat masyarakat Gresik untuk
menunaikan ibadah haji memang cukup tinggi. Di Jatim, Gresik masuk lima
besar pendaftar haji paling banyak tiap tahun setelah Surabaya,
Sidoarjo, Jember, dan Malang.
Untuk mendaftar haji, seseorang harus memenuhi syarat yang ditentukan.
Yakni, membuka rekening di bank berbasis syariah dengan setoran awal
yang ditentukan. Saat ini setoran awal sebesar Rp 25 juta.
Sumber: Kamis, 8 Januari 2015, www.jawapos.com
0 komentar
Posting Komentar